Dr Yusup Salim : Persoalan di RSUD Raja Ampat Akibat Miskomunikasi
PBDNEWS.COM, WAISAI – Sekretaris Daerah Kabupaten Raja Ampat, Dr Yusup Salim, M,.Si mengaku terkejut ketika mendapatkan informasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raja Ampat menghentikan pelayanan kesehatan.
Hal tersebut disampaikan Dr Yusup Salim, M.Si usai menghadiri pertemuan dengan Direktur RSUD Raja Ampat bersama sejumlah petugas kesehatan, Dinas Kesehatan dan Kepala BKPSDM setempat, Jumat (2/8/2024) malam.
“Saya terkejut ketika mendapatkan informasi Rumah Sakit menghentikan pelayanan, ternyata hasil pertemuan tadi ternyata tidak benar, yang benar adalah sumbatan komunikasi antara beberapa oknum petugas dan manajemen Rumah Sakit,” kata Dr Yusup Salim kepada sejumlah wartawan usai pertemuan.
Menurutnya peristiwa tersebut terjadi karena ada komunikasi yang tersumbat antara beberapa oknum petugas dan manajemen Rumah Sakit sehingga tulisan tersebut dipajang dengan tujuan mendapatkan perhatian Pemerintah Daerah.
“Kita sangat sesalkan kalau hanya komunikasi yang tidak nyambung, misalnya ada permintaan obat tertentu yang terlambat di droping dan sebagainya sampai harus menulis seperti itu,” ungkapnya.
Mantan Kepala Distrik Misool Timur Selatan ini menjelaskan setelah ditelusuri dengan cara pertemuan secara menyeluruh, dan kita tanya, tidak ada yang mengaku, siapa yang buat spanduk. Saya coba menanyakan keseluruhan tadi, apakah pelayanan kesehatan disini tutup, dijawab oleh petugas rumah sakit, oh..tidak pak. Kita pelayanan jalan sebagaimana mestinya
Dr Yusup Salim menegaskan peristiwa yang terjadi di RSUD Raja Ampat dalam bentuk tulisan di sebuah spanduk yang kemudian viral di media sosial facebook maupun WA Grup hanya komunikasi yang tersumbat antara oknum petugas dan manajemen Rumah Sakit.
“Komunitas yang tersumbat antara mereka sendiri, artinya komunikasi yang tersumbat antara petugas dan manajemen Rumah Sakit,” tegas Sekda Raja Ampat.
Terkait hak-hak petugas yang ditulis dalam spanduk berukuran kecil itu, Dr Yusup Salim menjelaskan sudah berkoordinasi dengan BPKAD Raja Ampat. Dalam waktu dekat hak-hak tersebut akan terbayarkan.
“Jadi terkait dengan hak-hak petugas seperti, intensif. Itu sudah berproses hanya saja belum keluar. Jadi, petugas kurang sabar saja. Kami langsung konfirmasi ke BPKAD, SP2D sudah jadi, mungkin dalam waktu dekat sudah keluar, jadi terlambat pembayaran insentif dokter umum dan dokter spesialis,” ucapnya.
Dr Yusup Salim tegaskan atas perintah Bupati Raja Ampat, manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raja Ampat dievaluasi.
“Jadi kita sedang melakukan evaluasi terhadap manajemen Rumah Sakit, dan evaluasi akan dilaporkan ketika Bupati. Keputusan apapun berada di tangan Bupati,” sebut Dr Yusup Salim.
Tim evaluasi terhadap manajemen Rumah Sakit telah dibentuk oleh Bupati Raja Ampat yang diketuai Asisten III.
“Sebelum kejadian ini, Tim sudah melakukan evaluasi atas perintah Bupati Raja Ampat, kita sudah dengar juga ada sumbatan-sumbatan sehingga Bupati bentuk tim yang diketuai langsung oleh Asisten III untuk melakukan evaluasi terhadap manajemen Rumah Sakit,” katanya.
“Hasilnya sudah ada, tinggal menunggu untuk dilaporkan ke Pak Bupati,” sambung Dr Yusup Salim.
Meski demikian, Ia menyebut peristiwa ini menjadi tamparan untuk pemerintah sehingga lebih memperhatikan petugas tenaga kesehatan punya kebutuhan terkait pelayanan kesehatan kepada masyarakat
“Tapi yang jelas tidak ada tutup pelayanan, tetapi itu hanya ungkapan kekesalan pera petugas kesehatan guna mendapatkan perhatian,” tutupnya.