Mengenang 7 Hari Kematian Kesya Lestaluhu, Ibunda Almarhumah Minta Wajah Pelaku Dibuka ke Publik

Keluarga almarhum Kesya Lestaluhu saat membakar lilin depan Pomal Lantamal XIV Sorong untuk mengenang kepergian almarhum, Foto ISTIMEWA

PBDNEWS.COM, SORONG – Ibunda Almarhumah Kesya Irena Yola Lestaluhu (20), Amina Latale meminta penyidik POMAL Lantamal XIV Sorong untuk membuka wajah dan nama jelas pelaku secara terang benderang ke publik, tanpa harus ditutup-tutupi.
Pasalnya foto jenazah anaknya yang ditemukan tanpa busana di Pantai Saoka Kota Sorong Papua Barat Daya telah menjadi konsumsi publik beberapa hari terakhir paska ditemukan tewas ditangan oknum anggota TNI AL.
Hal ini disampaikan Amina Latele Ibunda Almarhumah Kesya Lestaluhu pada saat menggelar doa bersama disertai penyalaan lilin yang dilakukan keluarga almarhumah dan Perkumpulan Keluarga Besar Maluku Papua Barat dan Papua Barat Daya mengenang 7 hari kepergian almarhumah.
Ibu almarhumah, Amina Latale, meminta agar proses hukum terhadap pelaku dilakukan secara terbuka. Ia menuntut agar wajah pelaku tidak ditutup dan identitasnya tidak disembunyikan.
“Saya minta pelaku ini ditampilkan di publik tanpa penutup wajah. Foto-foto anak saya sudah tersebar, jadi pelaku juga harus ditunjukkan. Jangan hanya pakai inisial, harus nama lengkap karena kami, keluarga besar, sudah merasa malu. Masyarakat Ambon dan Maluku juga merasakan hal yang sama,” ujarnya dengan tegas.
Almarhumah Kesya Irena Yola Lestaluhu (20) ditemukan tewas dengan 32 luka tusukan di Pantai Saoka, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Minggu (12/1/2024) sekitar pukul 09:45 oleh warga sekitar.
Dari hasil penyelidikan yang dilakukan Polresta Sorong Kota, Pelaku pembunuhan diduga dilakukan seorang oknum anggota TNI AL berpangkat Kelasi Satu (TTU) Agung Suyono Wahyudi Ponidi, Oknum TNI AL tersebut telah ditetapkan sebagai tersangka dan kini ditahan di Mako POMAL Lantamal XIV Sorong.
Kegiatan doa bersama disertai penyalaan lilin oleh Perkumpulan Keluarga Besar Maluku Papua Barat dan Papua Barat Daya bersama keluarga almarhumah Kesya Irena Yola Lestaluhu (20) berlangsung di depan Pomal Lantamal XIV Sorong pada Sabtu (18/1/2025) pukul 19.00 WIT.
Dewan Penasehat Perkumpulan Keluarga Besar Maluku Papua Barat, Sanusi Rahaningmas, menyampaikan bahwa tragedi ini tidak hanya menjadi duka bagi keluarga almarhum tetapi juga menjadi simbol perjuangan bagi masyarakat Maluku.
Ia menyerukan agar warga Maluku bergandengan tangan menghadapi segala bentuk kekerasan dan ketidakadilan.
“Kita harus tunjukkan bahwa masyarakat Maluku ada di sini. Kami hadir untuk melawan segala bentuk intimidasi, kekerasan, dan kejadian-kejadian yang merugikan saudara-saudara kami. Jangan sampai tragedi seperti ini terulang kembali,” tegasnya.
Sanusi menambahkan, kegiatan ini menjadi bentuk solidaritas masyarakat Maluku di perantauan untuk mendukung keluarga almarhum dan mendorong penuntasan kasus secara transparan.
Berdasarkan pantauan, kegiatan diawali dengan doa bersama sebelum dilanjutkan dengan penyalaan lilin yang dilakukan oleh ibu almarhum, Amina Latale untuk mengenang 7 hari kepergian sang putrinya.
Sebelumnya, Kuasa Hukum Kesya Lestaluhu, Jeffry Lambiombir, SH meminta publik untuk tidak menyebarluaskan foto-foto korban pembunuhan yang ditemukan tanpa busana di Pantai Saoka, Kota Sorong, Papua Barat Daya, pada Minggu (12/1/2025).
Jefry menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak hanya melanggar privasi almarhum tetapi juga melukai perasaan keluarga yang sedang berduka.
Permintaan tersebut disampaikan Tim Kuasa Hukum korban karena pasca pembunuhan tragis itu pada Minggu 13 Januari lalu hingga saat ini foto-foto vulgar tersebut masih terus beredar di berbagai grup WhatsApp hingga media sosial lainnya.
“Foto-foto almarhum tanpa busana banyak tersebar di grup WhatsApp dan media sosial lainnya. Saya meminta agar masyarakat bijak dengan menghapus foto-foto tersebut demi menghormati almarhum dan keluarganya,” ujar Jeffry.