Perguruan Tinggi Berkolaborasi Dengan Dunia Bisnis Bertekad Tingkatkan Literasi dan Numerasi di Papua Barat Daya
PBDNEWS.COM, SORONG – Kalangan perguruan tinggi, dunia usaha, BAPPERIDA dan masyarakat adat menyatukan persepsi untuk bekerjasama menyelesaikan berbagai persoalan di Propinsi Papua Barat Daya.
Kelima kelompok yang disebutkan tadi bertekad untuk memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan kemampuan Literasi, Numerasi, dan kewirausahaan dan juga masalah Stunting.
Dibalik tekad yang bulat untuk memajukan Propinsi Papua Barat Daya, mereka langsung mengedepankan mahasiswa sebagai pelaksana utama dilapangan, dalam kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) secara mandiri.
Kesepakatan itu diambil dalam dialog multipihak yang diselenggarakan di Hotel Vega Prime, Kamis 22 Agustus 2024.
Hadir dalam kegiatan tersebut yakni 25 perwakilan dari 9 perguruan tinggi, dan sembilan perwakilan mitra, tiga perwakilan media, dua perwakilan masyarakat adat, dan satu dari Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (BAPERRIDA) Provinsi Papua Barat Daya.
Dialog multipihak diselenggarakan oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah XIV Papua, dengan narasumber dari Kampus Merdeka Mandiri (KMM), Pelaksana Pusat Kampus Merdeka (PPKM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah inovasi sistem pendidikan tinggi yang diluncurkan oleh Kemdikbudristek, dengan tujuan agar perguruan tinggi menghasilkan lulusan yang lebih relevan dengan kebutuhan lingkungan dan zaman.
Dalam kebijakan itu mahasiswa diberi hak untuk belajar diluar prodi sampai dengan tiga semester atau maksimal 60 SKS. Hal tersebut diberikan agar mahasiswa berkesempatan mempelajari keterampilan dan perilaku yang dibutuhkan dalam kehidupan setelah kuliah. Kalangan perguruan tinggi, dibantu oleh Dikti agar didorong untuk menjalankan MBKM guna membuka kesempatan seluas-luasnya kepada mahasiswa.
MBKM dijalankan dalam dua pola, yakni MBKM Flagship yang dijalankan oleh Kemdikbudristek dan MBKM Mandiri yang dijalankan oleh perguruan tinggi bersama mitra. Dalam rangka tersebut, Kampus Merdeka Mandiri (KMM), satu bidang di bawah Pelaksana Pusat Kampus Merdeka mendorong MBKM bukan hanya sebagai kegiatan belajar di luar kampus, melainkan juga mengkaitkannya dengan tridharma perguruan tinggi, khususnya pengabdian masyarakat.
Dalam dialog multipihak hari ini, dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari enam atau tujuh orang, peserta berdialog merancang kegiatan kemahasiswaan yang didukung oleh semua pihak. Para peserta memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan spesifik yang ada di Papua.
Diakhir acara melahirkan lima rencana kegiatan yang akan dijalankan bersama sebagai kegiatan MBKM. Artinya, kegiatan tersebut akan dijalankan oleh mahasiswa peserta program MBKM, dan didukung oleh para mitra.
Kepala LLDikti Wilayah XIV, Dr. Suriel Samuel Mofu, S.Pd,.M.Ed, TEFL, M.Phil, dalam sambutannya mengatakan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab semua pihak. “Kita tidak bisa menyerahkan pendidikan hanya kepada perguruan tinggi.
“Pendidikan adalah tanggung jawab kita semua – elemen-elemen yang ada dalam masyarakat, termasuk dunia bisnis dan dunia usaha.”
Karena itu kami mengundang semua pihak – dunia bisnis, dunia industri, lembaga swadaya masyarakat, satuan kerja pemerintah – ikut membantu pelaksanaan pendidikan, khususnya pendidikan tinggi.ujar Mofu
Ditambahkan bahwa dunia usaha perlu terlibat untuk membantu mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung dari lapangan. Dengan demikian, begitu lulus mereka bukan hanya memiliki ilmu akademik, tetapi juga memiliki keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk terjun dalam masyarakat,” kata Suriel Mofu.
Sementara itu Donni Hadi Waluyo MA, Manajer Kampus Merdeka Mandiri, narasumber dalam dialog tersebut, mengatakan bahwa dengan MBKM, mahasiswa bukan hanya diajak untuk belajar, tetapi diajak untuk sungguh terlibat menyelesaikan persoalan yang ada dalam masyarakat. “Jadi, dengan terlibat dalam MBKM, mahasiswa bukan hanya mendapatkan manfaat dari masyarakat, tetapi juga berkontribusi menyelesaikan persoalan yang ada dalam masyarakat,” kata Donni.
Lebih jauh ia mengatakan, persoalan dalam masyarakat semakin hari semakin kompleks, sehingga tidak dapat diselesaikan hanya oleh satu pihak saja. “Itulah sebabnya kolaborasi antarpihak itu penting
Karena alasan itulah, kata Donni, diselenggarakan dialog multipihak, dengan tujuan agar para pihak secara bersama-sama mengidentifikasi persoalan masyarakat, dan kemudian membantu menyelesaikan persoalan yang ada.